Rabu, 07 Desember 2011

Albuminuria

Albuminuria adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di dalam urin. Albumin yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada umumnya akan mengalami filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali oleh tubula proksimal menuju sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari penyerapan proksimal ke dalam urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam telah dianggap secara medis sebagai patologis.[1]

Walaupun dropsy atau anasarca telah dikenali sejak berabad yang lalu, pada tahun 1827 Richard Bright pertama kali mengemukakan bahwa beberapa kasus edema disebabkan oleh adanya penyakit pada ginjal, yang kemudian dikenal sebagai penyakit Bright. Diagnosis edema yang menyatakan ginjal sebagai asal-usul edema kemudian didasarkan pada adanya konsentrasi albumin di dalam urin. Di dalam catatannya, Reports of medical cases with a view of illustrating the symptoms and cure of diseases by a reference to morbid anatomy, Richard Bright menunjukkan pertamakalinya bahwa pemanasan urin dengan menggunakan sendok teh akan menghasilkan formasi sejenis protein serupa putih telur yang disebut "albumen", yang sekarang disebut albumin.

Beberapa istilah digunakan untuk menyatakan klasifikasi albuminuria antara lain adalah albuminuria-mikro jika laju ekskresi albumin ke dalam urin antara 2 hingga 200 mikrogram/menit[2] atau 30 hingga 300 miligram/24 jam,[3] dan disebut albuminuria-makro setelah laju ekskresi tersebut melebihi nilai 200 mikrogram/menit,[2] kemudian disebut proteinuria saat rasio albumin terhadap kreatinina lebih besar daripada 30 miligram/mmol[4] dengan laju ekskresi melebihi 0,5 gram per 24 jam.[2] Proteinuria yang disertai dengan hipertensi berakibat pada nefropati diabetik.[5] Pada hewan anjing, hal ini merupakan komplikasi jangka panjang dari simtoma hiperkortisolisme dan hiperadrenokortisisme.[6]

Proteinuria juga dapat dikategorikan dengan asal-mula "glomerular" selain "tubular", yang disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas glomerular terhadap molekul makro. Peningkatan dapat terjadi pada lapisan glomerular yang dibentuk podosit atau sel mesangial, maupun pada lapisan endotelial renal yang disebut membran dasar glomerular.[7] Enzim heparanase diketahui juga menyebabkan degradasi pada membran tersebut.[8]

Pada lintasan podosit, TGF-β1, sebuah sitokina fibrogenik selalu mengalami peningkatan saat ginjal meradang.[9] TGF-β1 kemudian menekan protein diafragma pada celah podosit seperti P-cadherin, zonula occludens-1, dan nefrin. Sementara itu, TGF-β1 juga menginduksi ekspresi protein filamen seperti desmin, fibronektin dan kolagen-1, dan menstimulasi sekresi enzim MMP-9 oleh podosit. Sinergi endokrin dan parakrin di atas akan mengakibatkan sel epitelial termasuk podosit mengalami dediferensiasi menjadi sel mesenkimal, dan meningkatnya permeabilitas pada lapisan tunggal podosit, hingga dapat dilalui albumin.

Proteinuria lebih lanjut dikategorikan berdasarkan jenis protein yang terekskresi selain albumin, misalnya globulin, rantai ringan kappa atau lambda, atau protein Tamm Horsfall yang terbentuk dari nefron yang rusak. Sedangkan albuminuria persisten merupakan salah satu faktor dari sindrom metabolisme dan dapat menjadi petunjuk awal adanya peningkatan risiko penyakit renal dan kardiovaskular yang terkait dengan resistansi insulin dan disfungsi jaringan endotelial, akibat tidak normalnya atau terbaliknya fungsi filtrasi pada glomerulus.[2] Beberapa diagnosa yang dapat terjadi dari albuminuria antara lain:[10]

  • Penyakit renal primer
  • Penyakit renal yang terkait dengan kelainan metabolisme
  • Hemodinamik seperti congestive heart failure, constrictive pericarditis, renal vein thrombosis
  • Mieloma multipel (IgG, IgA, IgD, IgE, dan rantai ringan bebas)
  • Waldenström's macroglobulinuria (primarily IgM)
  • Mu heavy chain disease
  • Idiopathic monoclonal gammopathy
  • Limfoma

Adanya busa yang berlebihan ketika buang air kecil dapat menjadi pertanda awal simtoma albuminuria, walaupun urin yang berbusa juga dapat disebabkan oleh hal yang lain seperti defisiensi tiamina, hipertensi portal, kekurangan hepatoselular, tirotoksikosis, anemia dan penggunaan obat-obatan anti-peradangan berjenis non-steroid yang umumnya menyebabkan reabsorpsi garam darah.[11]

Tips Menaikkan Berat Badan Untuk Anda yang Kurus

Kurus+vs+gemuk Tips Menaikkan Berat Badan Untuk Anda yang Kurus

Menaikkan berat badan bagi beberapa orang mungkin bisa sesulit menurunkan berat badan terhadap orang obesitas. Badan terlihat kurus kadang dinilai kondisinya sehat jika dibandingkan terhadap badan yang obesitas.

Tetapi, kekurangan berat badan terlalu drastis cukup mengkhawatirkan jika apabila merupakan akibat penangaruh dari gizi buruk ataupun kondisi medis, dan memiliki masalah terhadap kesehatan lainnya.

Jika badan terlalu kurus, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter serta ahli gizi. Dengan cara berkonsultasi dengan dokter juga ahli gizi, akan bisa mendorong menaikkan berat badan tentunya dengan cara yang lebih sehat.

Seperti diambil dari MayoClinic, berikut merupakan beberapa cara sehat yang bisa untuk menaikkan berat badan bagi orang yang mimiliki berat badan kurang alias kurus:

1. Frekuensi Makan lebih sering
Bila berat badan kurang, seseorang mungkin akan merasa kondisi lebih cepat kenyang. Dengan pola makan 5-6 porsi kecil diyakini lebih baik daripada 2-3 kali dalam jumlah porsi yang lebih besar.

2. makanan yang kaya gizi
Sebagai bagian dari pola diet sehat yang utuh, maka pilihlah makanan mengandung gizi tinggi. Dengan pilihan makanan yang memiliki gizi tinggi, seperti roti gandum, pasta, sereal, buah-buahan dan sayuran, produk susu rendah lemak, sumber protein rendah lemak, kacang-kacangan dan biji-bijian.

3. Mengonsumsi minuman smoothies dan shakes
Lebih baik tidak mengonsumsi kopi ,soda, dan jenis minuman lainnya yang memiliki sedikit kalori serta nilai gizinya rendah. Ada baiknya, minum smoothie juga shakes lebih sehat, minuman yang dibuat dengan susu yang memiliki rendah lemak serta jus segar.

Seperti dibeberapa kasus minuman cairan pengganti makan mungkin juga dianjurkan . Sebaiknya minum cairan pengganti makan pada saat 30 menit sebelum atau mungkin setelah makan. Ini dimaksudkan agar menghindari perut terasa kenyang sebelum makan.

4. Mengkonsumsi makanan ringan padat kalori
Camilan seperti kacang-kacangan, atau selai kacang, alpukat, keju,dan buah kering. Cobalah kombinasi cemilan mengadung padat kalori, seperti :

a. Selai kacang dan sandwich jelly
b. Sandwich dengan irisan sayur
c. Sandwich dengan keju
d. Sandwich dengan alpukat
e. Sandwich dengan daging

5. Mengkonsumsi lebih banyak kalori dalam makanan sehari-hari
Dengan mengkonsumsi lebih banyak kalori dalam makanan sehari-hari, dengan cara kombinasi makanan misalnya:

a. Sup dan telur dadar
b. Keju di casserole
c. Susu tanpa lemak

6. Mengontrol asupan gula serta lemak
Walaupun ketika badan dalam kondisi sangat kurus, sadarilah apabila terjadi kelebihan gula juga lemak. Mengontrol pola konsumsi makan juga seperti menyediakan nutrisi, antara lain muffin gandum, atau yoghurt, dan pie buah.

7. Olahraga
Olahraga dengan teratur, utamanya latihan kekuatan, bisa membantu menaikkan kondisi berat badan dengan cara membentuk otot-otot pada tubuh. Olahraga juga diyakini bisa meningkatkan nafsu makan, yang akhirnya membantu meningkatkan berat badan

Minggu, 04 Desember 2011

1000 Manfaat Madu Bagi Kesehatan Tubuh

MaduManfaat Madu Bagi Kesehatan Tubuh Manusia. Setelah kemarin saya menuliskankhasiat madu untuk kecantikan, sekarang giliran membahas manfaat madu bagi kesehatan tubuh manusia.

Seperti kita semua ketahui madu memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan bagi manusia. Baik untuk luar maupun dalam. Maka tidak heran kalau ada orang yang menyebut 1000 manfaat madu bahkan ada yang mengatakan Sejuta khasiat madu.

Dan berikut ini merupakan beberapa manfaat madu bagi kesehatan tubuh manusia seperti yang diungkap oleh Times of India.

- Madu bisa menjadi pengganti gula yang sehat
Bisa digunakan untuk pemanis makanan dan minuman. Bila ditambah dengan susu, dapat meningkatkan rasa, serta membantu memperkuat dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Anda juga dapat menerapkannya pada roti panggang atau menambahkannya ke dalam es krim.

- Sangat direkomendasikan untuk mereka yang tertarik pada diet
Segelas air hangat ditambah madu dan lemon adalah cara yang sehat untuk memulai hari Anda. Karena madu bermanfaat mengikis lemak tanpa menguras energi. Konsumsi madu justru bisa meningkatkan energi, sementara gula alami buah mencegah kelelahan selama latihan.

- Madu memiliki sifat anti-bakteri yang membantu memperbaiki sistem pencernaan. Tak hanya itu, sifatnya yang mudah dicerna juga baik jika dikonsumsi oleh anak-anak. Memberikan anak-anak dua sendok madu setiap hari, bisa memberi energi ekstra sepanjang hari.

- Madu juga dikenal memiliki karsinogen, mencegah dan sebagai anti-tumor yang dapat membantu dalam pencegahan kanker.

- Tambahkan beberapa tetes madu dalam jus jahe. Dan satu sendok makan madu yang dikonsumsi dua kali sehari juga bermanfaat untuk mengobati sakit tenggorokan.

- Sifat antiseptik madu menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dan membantu menjaga luka tetap bersih dan bebas dari infeksi.Madu juga bisa digunakan sebagai obat alami dalam pengobatan pertolongan pertama untuk luka, luka bakar dan luka lainnya untuk mempercepat penyembuhan.
Sifat antibakterinya mencegah infeksi dan berfungsi sebagai agen anti-inflamasi, mengurangi pembengkakan dan rasa sakit , dan bahkan jaringan parut.

- Menerapkan madu selama 10 sampai 15 menit di wajah sebelum dicuci dengan air hangat, menjaga kulit lentur dan segar .

- Mencuci rambut dengan dua sendok madu yang ditambahkan dalam air hangat, sebelum dicuci secara menyeluruh bisa berkhasiat menambah kemilau rambut.

- Menambahkan satu atau dua sendok teh madu untuk secangkir teh chamomile sebelum tidur bisa direkomendasikan untuk menenangkan saraf dan membantu tidur nyenyak.

Nah, itulah beberapa khasiat atau manfaat madu. Semoga bermanfaat!

Selasa, 22 November 2011

Tekanan Darah Tinggi (Hypertension)

DEFINISI

Tekanan Darah Tinggi (hypertension) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 120 mmHg Dibawah 80 mmHg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2
160 mmHg atau lebih
100 mmHg atau lebih

Hipertensi Mendesak

(tanpa disertai gejala kerusakan organ)

diatas 180 mmHg
diatas 110 mmHg

Hipertensi maligna

(disertai gejala kerusakan organ)

220 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih



PENGENDALIAN TEKANAN DARAH

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
    Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika:
- aktivitas memompa jantung berkurang
- arteri mengalami pelebaran
- banyak cairan keluar dari sirkulasi
maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

  1. Perubahan fungsi ginjal
    Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
    - Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
    - Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
    - Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

    Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
    Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
    Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

  2. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
    - meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
    - meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
    - mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
    - melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
PENYEBAB

Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

  1. Penyakit Ginjal
    - Stenosis arteri renalis
    - Pielonefritis
    - Glomerulonefritis
    - Tumor-tumor ginjal
    - Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
    - Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
    - Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

  2. Kelainan Hormonal
    - Hiperaldosteronisme
    - Sindroma Cushing
    - Feokromositoma

  3. Obat-obatan
    - Pil KB
    - Kortikosteroid
    - Siklosporin
    - Eritropoietin
    - Kokain
    - Penyalahgunaan alkohol
    - Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

  4. Penyebab Lainnya
    - Koartasio aorta
    - Preeklamsi pada kehamilan
    - Porfiria intermiten akut
    - Keracunan timbal akut.
GEJALA

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Hipertensi yg tidak diobati

DIAGNOSA

Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.

Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.

Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.

Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.
Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).

Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih.
Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda.
Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.

Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya.
Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan).
Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.

Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin.
Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.

Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.
Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.

PENGOBATAN

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:

  1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
  2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
    Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
  3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
    Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
  4. Berhenti merokok.

PEMBERIAN OBAT-OBATAN

  1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
    Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
    Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
    Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
    Diuretik sangat efektif pada:
    - orang kulit hitam
    - lanjut usia
    - kegemukan
    - penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun

  2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
    Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
    Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
    - penderita usia muda
    - penderita yang pernah mengalami serangan jantung
    - penderita dengan denyut jantung yang cepat
    - angina pektoris (nyeri dada)
    - sakit kepala migren.

  3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
    Obat ini efektif diberikan kepada:
    - orang kulit putih
    - usia muda
    - penderita gagal jantung
    - penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
    - pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.

  4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

  5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.
    Sangat efektif diberikan kepada:
    - orang kulit hitam
    - lanjut usia
    - penderita angina pektoris (nyeri dada)
    - denyut jantung yang cepat
    - sakit kepala migren.

  6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
    Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.

  7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
    Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
    - diazoxide
    - nitroprusside
    - nitroglycerin
    - labetalol.
    Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.

PENGELOLAAN HIPERTENSI SEKUNDER

Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan darah.

Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon dan mengembangkan balon tersebut.
Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).

Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.

PENCEGAHAN

Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.

Perubahan gaya hidup

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

dr.Bambang Widjanarko,SpOG

image
ANAMNESA & PEMERIKSAAN OBSTETRI
Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan kesehatan IBU dan ANAK adalah:
  1. Berhubungan dengan masalah kehamilan
    1. Memastikan adanya dugaan kehamilan.
    2. Ingin mengetahui usia kehamilan.
    3. Mual, muntah dan atau nyeri kepala.
    4. Perdarahan pervaginam.
    5. Keluar cairan pervaginam (air ketuban, leukorea?)
    6. Merasakan gerakan anak yang kurang atau bahkan tidak bergerak.
    7. Merasa akan melahirkan (inpartu).
  2. Berhubungan dengan penyakit yang menyertai kehamilan
    1. Penyakit infeksi.
    2. Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang sudah dirasakan sebelum kehamilan ini.
Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.
Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai persetujuannya ( “informed consent” ) untuk mencegah terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari.
Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.
Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :
  1. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup, bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang terjaga dengan baik.
  2. Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan diperhatikan secara baik.
  3. Pasien diperlakukan dengan penuh rasa hormat.
1. ANAMNESA
  1. Identitas pasien
    1. Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
    2. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
    3. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
  2. Anamnesa obstetri
    1. Kehamilan yang ke …..
    2. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( “last menstrual periode”-LMP )
    3. Riwayat obstetri:
      1. Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).
      2. Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).
      3. Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
      4. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).
    4. Pada primigravida :
      1. Lama kawin, pernikahan yang ke ….
      2. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.
  3. Anamnesa tambahan:
    • Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar, kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan selama kehamilan).
2. PEMERIKSAAN FISIK
  1. Pemeriksaan fisik umum
    1. Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal.
    2. Tinggi dan berat badan.
    3. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.
    4. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
  2. Pemeriksaan khusus obstetri
    1. Inspeksi :
      1. Chloasma gravidarum.
      2. Keadaan kelenjar thyroid.
      3. Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).
      4. Keadaan vulva dan perineum.
    2. Palpasi
      1. Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
        1. Memperkirakan adanya kehamilan.
        2. Memperkirakan usia kehamilan.
        3. Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
        4. Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
        5. Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.
PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN
Tehnik :
  1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
  2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
  3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
clip_image002[12]
Leopold I






  1. Leopold I :
    • Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
    • Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
    • Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau kosong ).
clip_image002[14]
Leopold II
  1. Leopold II :
    • Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
    • Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
    • Tentukan bagian-bagian kecil janin.
clip_image002[18]
Leopold III
  1. Leopold III :
    • Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
    • Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
    • Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
clip_image002[20]
Leopold IV
  1. Leopold IV :
    • Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
    • Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
    • Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
clip_image002[22]
Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan berdasarkan parameter tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
  1. Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
  2. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam.
  3. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin.
  4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
  5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.
  6. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.
Tehnik
Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:
  1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna.
  2. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan jalan lahir.
  3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.)clip_image002[24]
  4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik.clip_image002[26]
    1. Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).
    2. Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :
      1. Warna
      2. Bau
      3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
    3. Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion. clip_image002[28]
    4. Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi rangkap – compound presentation).
    5. Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik :
      1. Pemeriksaan bentuk sacrum
      2. Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.
      3. Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.
      4. Mengukur distansia interspinarum.
      5. Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.
      6. Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis).
      7. Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.
Auskultasi
  • Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan fetoskop de Lee.
  • Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.
  • Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali.
  • Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 = 128 kali per menit.
  • Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali per menit.


PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
  • Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
image
  • Pemeriksaan laboratorium khusus.
  • Pemeriksaan ultrasonografi.
  • Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
  • Amniosentesis dan Kariotiping.
10 KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN:
Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus disebutkan 10 hal berikut dibawah ini :
  1. Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti kehamilan ).
  2. Primigravida atau multigravida.
    • G (gravida ) ………P(para) 1 – 2 – 3 – 4.
      1. Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g).
      2. Jumlah partus preterm (22 – 37 minggu / berat anak < 2500g )
      3. Jumlah abortus ( < 20 minggu ).
      4. Jumlah anak hidup saat ini.
  3. Anak hidup atau mati.
  4. Usia kehamilan ( aterm / preterm ……… minggu ).
  5. Letak anak :
    1. Situs : misalnya situs longitudinal.
    2. Habitus : misalnya fleksi.
    3. Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-ubun kecil kiri melintang.
    4. Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala.
  6. Kehamilan intra atau ekstrauterin.
  7. Hamil tunggal atau kembar.
  8. Inpartu atau tidak ( sebutkan tahapan persalinan)
  9. Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil pemeriksaan pelvimetri klinik, cacat rahim pasca sectio caesar atau miomektomi intramural.
  10. Keadaan umum ibu :
    1. Komplikasi atau penyakit penyakit yang menyertai kehamilan atau persalinan ( misal: pre – eklampsia, anemia , hepatitis dsb nya )
    2. Komplikasi persalinan ( misal : “secondary arrest” , kala II memanjang, gawat janin )

DIAGNOSA :
  1. Diagnosa ibu :
    • misalnya :
    • G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif
    • (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia gravidarum
  2. Diagnosa anak :
    • Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.
TERAPI / SIKAP / TINDAKAN / RENCANA TINDAKAN & TINDAK LANJUT :
Misalnya :
  • Pasang infuse dan dauer katheter
  • Pemberian Mg SO4 dosis bolus dan dosis pemeliharaan
  • Observasi keadaan umum ibu (tekanan darah dan pernafasan , gejala subjektif, kejang, kesadaran, produksi urine
  • Observasi kemajuan persalinan ( detik jantung janin, kontraksi uterus, penurunan janin dan tanda-tanda ruptura uteri iminen - lingkaran Bandl)
  • Antisipasi terjadinya perdarahan pasca persalinan ( oleh karena pemberian MgSO4 dan adanya anemia gravidarum )
  • Buat partograf
  • Evaluasi 4 jam
  • Bila kemajuan persalinan berlangsung dengan normal, direncanakan untuk melakukan persalinan pervaginam dengan mempercepat persalinan kala II menggunakan ekstraksi cunam atau vakum.


PROGNOSA: penentuan prognosa meliputi prognosa ibu dan anak
Prinsip Obstetri :
  1. Primum non nocere : merupakan sesuatu yang teramat penting adalah tidak membuat keadaan menjadi semakin buruk
  2. Non vi sed arte : melakukan tindakan medis bukan dengan kekuatan fisik namun dengan ketrampilan
Penolong persalinan yang baik bukan hanya sekedar terampil dalam melakukan tindakan, akan tetapi juga yang mampu untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan dan atau persalinan dengan melakukan perawatan antenatal secara baik dan benar.

INGAT !!!
PEMERIKSAAN ANTENATAL YANG BURUK DAN DIKERJAKAN SECARA SEMBARANGAN JAUH LEBIH BURUK DIBANDINGKAN DENGAN TANPA PEMERIKSAAN ANTENATAL SAMA SEKALI




Sumber Bacaan :
Departemen Kesehatan RI : “Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Gender” Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga 2004.

Senin, 21 November 2011

Untuk Permudah Anamnesa, Mahasiswa FK Unpad Susun Buku “Bahasa Sunda untuk Praktik Kedokteran”

[Unpad.ac.id, 29/09/2011] Untuk memperoleh informasi mengenai rekam medis seorang pasien, dokter biasanya melakukan pendekatan secara subyektif dengan melakukan tanya-jawab atau biasa disebut dengan anamnesa. Namun, apa jadinya jika sang dokter tidak mengerti apa penyakit yang dikeluhkan oleh pasien? Kendala bahasa ternyata seringkali terjadi, seperti yang dialami sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Untuk itu, Forum Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (P3D) membuat buku saku berjudul “Bahasa Sunda untuk Praktik kedokteran”. Buku setebal 209 halaman ini disusun sebagai pedoman untuk para dokter muda yang banyak terjun di daerah Jawa Barat.

Buku saku "Bahasa Sunda untuk Praktik Kedokteran" (Foto: Dadan T.)*

“Di FK sendiri kan tidak seluruhnya mahasiswa asal Jabar, ada yang dari luar daerah Jabar, bahkan luar negeri. Kami Forum Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (P3D) berinisiatif membuat buku saku, Bahasa Sunda untuk Praktik Kedokteran,” kata Ditia Gilang Shah, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) FK Unpad, saat ditemui di Lobi Gedung Rektorat, Gedung 1 Kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung, Rabu (27/09).

Diawali dari penyebaran angket di kalangan mahasiswa Ko-as FK Unpad, bahwa salah satu poin yang ternyata diinginkan para mahasiswa selama Ko-as adalah diadakannya pelatihan bahasa Sunda. Sebagian besar, tambah Gilang mengaku tidak bisa bahasa sunda. Tidak hanya mahasiswa yang berasal dari luar daerah Jabar, mahasiswa asal Jabar pun ternyata tidak seluruhnya bisa bahasa Sunda.

“Kebanyakan ngaku-nya nggak bisa bahasa Sunda. Karena bagi kami pelatihan saja tidak cukup. Maka kami juga membuat buku saku untuk dapat digunakan setiap waktu,” jelasnya.

Bersama timnya yang terdiri dari 11 orang, proses pengerjaan buku berukuran 4,13 x 5,83 inchi ini diakui Gilang hanya memakan waktu selama 6 bulan. Sembilan mahasiswa yang mengerjakan isi buku adalah Anggi Noviantini, Belni Pusmilasari, Deti Paridlah, Indra Permana S, Mochammad Rezza, Rasyid Muflih Malis, Ryni Tilawati, Yuki Andrianto, dan Yunisa Pamela. Sebagai ilustrator, Muhammas Mukhlis dan desain cover oleh Richard Chandra. Seluruhnya mahasiswa Ko-as FK Unpad.

Kemudian, Gilang melanjutkan, setiap bab dalam buku ini disusun sesuai dengan kepentingan anamnesa di lapangan. Pada bab pertama dijelaskan mengenai tata bahasa dalam bahasa sunda. Dimulai dari fonologi, jenis-jenis kata dalam bahasa sunda, imbuhan, tatakrama bahasa sunda, waktu, angka, bilangan, nama-nama hari, bagian-bagian tubuh dan organ dalam. Pada bab II diilustrasikan anatomi tubuh dan keluhan dalam bahasa sunda. Sementara pada bab III merupakan contoh percakapan anamnesa dalam bahasa sunda.

Sebagai pengagas dari pembuatan buku saku ini, Gilang yang merupakan mahasiswa asal Padang, Sumatera Barat ini mengaku masih banyak kekurangan yang ada dalam buku saku bahasa sunda tersebut. Dapat dikatakan, penulisan buku hanya berdasarkan pengalaman di lapangan dan kemampuan para penulisnya (mahasiwa Ko-as FK Unpad) dalam berbahasa Sunda.

“Buku saku ini kami akui masih jauh dari sempurna. Walaupun para penulis, sebagian besar mahasiswa asal Jabar, tetapi kami belum dibantu oleh ahli bahasa,” kata Gilang yang juga berharap adanya dukungan untuk dapat menyempurnakan buku saku tersebut.

Ia yakin, masih banyak istilah kesehatan dalam bahasa Sunda yang bisa memperkaya khazanah dunia kedokteran. Buku saku atau buku kamus untuk kesehatan, menurutnya akan sangat membantu para dokter muda, apalagi ketika harus ketika berhadapan dengan masyarakat Sunda.

“Selama ini belum ada referensi atau kamus bahasa Sunda yang khusus bagi kepentingan kedokteran. Bagi kami, kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang cukup mendesak, karena proses komunikasi anamnesis mempunyai pengaruh besar atas suatu proses keberhasilan treatment yang dilakukan untuk pasien. Jika komunikasi antara dokter dan pasien tidak berjalan baik, bagaimana kami bisa membantu para pasien kami,” cerita Gilang.

Buku saku yang dicetak hanya sekitar 150 eksemplar ini, jelas Gilang akan dibagikan kepada peserta pelatihan Bahasa Sunda di FK Unpad, yang akan digelar November 2011 mendatang. Ketika ditanya apakah akan dikomersialisasikan, Gilang bersama timnya belum berpikir untuk dapat mengomersilkan buku saku tersebut.

“Beberapa rekan dari Fakultas Kedokteran di sejumlah universitas di kota Bandung sudah ada yang menanyakan, dimana untuk bisa membeli buku ini. Tapi untuk saat ini, belum terpikirkan untuk dikomersilkan,” kata Gilang. Ia menambahkan tidak ada kata terlambat untuk belajar bahasa Sunda. Semua semata-mata hanya untuk kepentingan para pasien. *