Sabtu, 06 November 2010

Bisakah Dukun dan Bidan Bermitra?


Takalar, Dukun dan bidan sering saling menyalahkan dalam kasus kematian ibu melahirkan. Jika sudah begitu mungkinkah dukun dan bidan saling bermitra?

Ternyata hal ini bisa terjadi, seperti yang dilakukan di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Kemitraan ini sudah terjalin sejak januari 2007.

Dukun adalah seorang perempuan yang diakui oleh masyarakat dalam mendampingi ibu hamil, pertolongan persalinan serta perawatan bayi baru lahir secara spiritual.

"Dulu bidan dan dukun saling menyalahkan dalam hal kematian ibu hamil dan merasa sebagai saingan. Tapi kini dukun dan bidan bisa saling bermitra," ujar H. Abd Rakhman M, SKM, MM, Kepala Puskesmas Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan.

Rakhman menuturkan awal kemitraan ini pada September 2006 di sebuah posyandu ibu hamil, yakni dengan mengumpulkan ibu hamil untuk diperiksa oleh bidan yang melibatkan kepala desa, kepala dusun dan bidan.

Hingga akhirnya pada Januari 2007 dikumpulkan bidan dan dukun untuk diajak berinteraksi, sebulan setelahnya pada Februari 2007 sudah mulai terjalin kemitraan.

"Tapi tetap saja ada kendala, misalnya ada 1 dukun yang coba berpaling dan berusaha mempengaruhi dukun lain atau bidan yang merasa pendapatannya bisa berkurang jika bermitra dengan dukun. Tapi kini semuanya bisa bermitra secara utuh," ungkapnya.

Rakhman mengatakan pendekatan yang diberikan dalam kemitraan ini melalui pendekatan budaya. Serta adanya Peraturan Daerah Kabupaten Takalar No 2 tahun 2010 tentang kemitraan bidan dan dukun.

Dalam kemitraan ini, ibu yang hamil akan didampingi oleh dukun untuk diantarkan ke puskesmas. Nantinya proses persalinan akan dilakukan oleh bidan, lalu dukun akan membantu perawatan bayi setelah dirumah. Setiap dukun yang membawa ibu hamil untuk melahirkan di puskesmas akan mendapatkan uang 50.000-100.000.

"Pada tahun 2009 lalu angka kematian ibu akibat persalinan sudah nol dan mudah-mudahan tahun 2010 ini juga nol. Saat ini ada 30 dukun dan 20 bidan," ungkap Rakhman.

Salah satu dukun bernama Siti Anikah menuturkan sejak ada kemitraan jadi tahu beberapa hal mengenai persalinan dan mengurangi jumlah ibu yang meninggal saat melahirkan.

"Setelah bermitra dengan bidan saya lebih senang. Sebelum bermitra ibu hamil biasanya meninggal karena perdarahan tapi sekarang tidak ditangani sendiri lagi," ujar Siti Anikah yang sudah menjadi dukun sejak tahun 1975.

Sementara itu bidan Ramlah (26 tahun) yang sudah menjadi bidan sejak 3 tahun lalu menuturkan sejak bermitra dengan dukun tidak ada lagi yang melahirkan di rumah dan jumlah ibu yang melahirkan lebih banyak.

Jika semua daerah di Indonesia menerapkan kemitraan antara dukun dan bidan, maka bukan suatu hal yang mustahil untuk menurunkan angka kematian ibu secara nasional. (doc. detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar